Kemampuan lahan adalah sifat lahan yang menyatakan
kesanggupannya untuk memberikan hasil optimum dalam penggunaannya secara
lestari tanpa menimbulkan kerusakan lahan atau kerusakan lingkungan. Terjadinya
kerusakan lahan antara lain karena erosi, longsor lahan, kekeringan, lahan
kritis, banjir dan sedimentasi, umumnya berawal dari penggunaan lahan yang
tidak sesuai dengan kemampuan lahannya. Penggunaan lahan rasional adalah
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan lahan atau penggunaan lahan yang
berorientasi ekonomi dan ekologi. Dari segi ekonomi agar dicapai produksi
optimum, ekologi berarti tidak menimbulkan kerusakan lahan atau lingkungan.
Evaluasi Kemampuan lahan telah umum dilakukan dan juga telah
menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan dalam penyusunan rencana
pemanfaatan lahan. Evaluasi kemampuan lahan dilakukan berdasarkan penilaian
parameter-parameter lahan dan tanah yang bersifat potensi dan ancaman bahaya.
Ancaman bahaya yang dipertimbangkan dalam penilaian kemampuan lahan adalah
erosi, banjir/genangan (Sartohadi, 2005).
Kemampuan lahan ditentukan oleh karakteristik lahan sebagai
faktor potensi dan pembatas kelas kemampuan lahan. Karakteristik lahan tersebut
meliputi : kemiringan lereng, jeluk tanah (soil depth), tingkat erosi,
tekstur tanah, permeabilitas, bahan kasar (stoniness and rock out crop),
drainase, banjir dan salinitas. Menurut USDA (dalam Arsyad, 1989) kelas
kemampuan lahan dibedakan menjadi 8 kelas. Kelas I, II, III, dan IV termasuk
lahan yang dapat diolah atau digarap untuk tanaman semusim (arable land),
Kelas V, VI, VII, VIII termasuk lahan yang tidak dapat digarap (unarable
land).
Tingkat kecocokan pola penggunaan lahan dinamakan kelas
kemampuan lahan. Berdasarkan kelas kemempuannya, lahan dikelompokkan dalam
delapan kelas. Lahan kelas I sampai IVmerupakan
lahan yang sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai VIIImerupakan
lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian. Ketidaksesuaian ini bias jadi
karena biaya pengolahannya lebih tinggi dibandingkan hasil yang bisa dicapai.
Secara lebih terperinci, kelas-kelas kemempuan lahan dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
Kelas I, Merupakan lahan dengan ciri tanah
datar, butiran tanah agak halus, mudah diolah, sangat responsif terhadap
pemupukan dan memiliki system pengaliran air yang baik. Tanahkelas I sesuai
untuk semua jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan usaha pengawetan tanah.
Untuk meningkatkan kesuburannya dapat dilakukan pemupukan.
Kelas II, Merupakan lahan denga ciri lereng landai,
butiran tanahnya halus sampai agak kasar. Tanah kelas II agak
peka terhadap erosi. Tanah ini sesuai untuk usaha pertanian dengan tindakan
pengawetan tanah yang ringan, seperti pengolahan tanah berdasarkan garis
ketinggian dan penggunaan pupuk hijau.
Kelas III, Merupakan lahan dengan cirri tanah
terletak di daerah yang agak miring dengan sistem pengairan air yang kurang
baik. Tanah kelas III sesuai untuk segala jenis usaha
pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang khusus seperti pembuatan
terasering, pergiliran tanaman dan system penanaman berjalur. Untuk
mempertahankan kesuburan tanah perlu pemupukan.
Kelas IV, Merupakan lahan dengan ciri tanah
terletak pada wilayah yang miring sekitar 12-30% dengan system pengairan yang
buruk. Tanah kelas IV ini masih dapat dijadikan lahan
pertanian dengan tingkatan pengawetan tanah yang lebih khusus dan lebih berat.
Kelas V, Merupakan lahan dengan ciri terletak di
wilayah yang datar atau agak cekung, namun permukaannya banyak
mengandung batu dan tanah liat. Karena terdapat di daerah yang cekung tanah ini
seringkali tergenag air sehingga tingkat keasaman tanahnya tinggi. Tanah ini
tidak cocok untuk dijadikan lahan
pertanian, tetapi
inipun lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau dihutankan.
Kelas VI, Merupakan lahan dengan ciri ketebalan
tanahnya tipis dan terletak di daerah yang agak curam dengan kemiringan lahan
sekitar 30-45 %. Lahan kelas VI ini mudah sekali tererosi, sehingga lahan
inipun lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau dihutankan.
Kelas VII, Merupakan lahan dengan ciri terletak
di wilayah yang sangat curam dengan kemiringan antara 45-65 % dan tanahnya
sudah mengalami erosi berat. Tanah ini sama sekali tidak sesuai ujtuk dijadikan
lahan pertanian, namun lebih sesuai ditanami tanaman tahunan (tanaman keras).
Kelas VIII, Merupakan lahan dengan ciri terletak
di daerah dengan kemiringan di atas 65 %, butiran tanah kasar dan mudah lepas
dari induknya. Tanah ini sangat rawan terhadap kerusakan, karena itu lahan
kelas VIII harus dibiarkan secara alamiah tanpa campur tangan manusia atau
dibuat cagar alam.
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan
pertanian ialah produktivitas tanah pada lingkungan yang normal untuk
menghasilkan tanaman tertentu. Contoh: tingkat produktivitas tanah bila
ditanami padi adalah 5 ton/ha. Jadi produktivitas tanah menunjukkan tingkat
produksi dan tiap satuan luas untuk tanaman tertentu.
Tingkat produktivitas tanah sangat dipengaruhi oleh
kesuburan tanah, curah hujan, suhu, kelembaban udara, system pengolahan lahan,
dan pemilihan jenis tanaman.
Slot machine jackpot【Malaysia】tournaments
BalasHapuscasino site. Lucky luckyclub Club · Casino. Top Casino. Play · Casino. Online Slots. Slots. Slots. Blackjack. More Info · Live Casino · More Info.
Hard Rock Hotel & Casino Tunica - Mapyro
BalasHapusFind 경상북도 출장안마 your way around the casino, 창원 출장안마 find where 화성 출장마사지 everything is located with 제주도 출장마사지 the world's leading network of casinos and places to stay closest to you. 전주 출장샵